selamat beramal..



SELAMAT BERAMAL


Kalau kita terjaga di tengah-tengah malam itu, ia sebenarnya satu anugerah dari Allah. Allah kirimkan malaikatNya mengejutkan kita supaya kita bangun beribadah kepada Allah. Sebagai tanda terima kasih kerana mengejutkan kita, paling malas pun, mintalah apa-apa (berdoa) walau sedikit (meskipun kita masih di tempat tidur) kepada Allah, kemudian tidurlah.



"Kalau kita sedar, kemudian kita terus sambung tidur tanpa ucapkan apa-apa (contoh beristighfar, bertahmid dan sebagainya), kemudian malam kedua dan malam ketiga pun begitu juga, kita bimbang (kalau) malaikat tidak akan datang lagi mengejutkan kita." (alangkah ruginya kita) sekadar perkongsian..renung2kan..dan selamat beramal

adakah kite perempuan yg SUCI..??



adakah kite perempuan yg SUCI..??


Perempuan yang suci adalah perempuan yang di jaga oleh ALLAH,tidak sedikit pun Allah membenarkan mana- mana lelaki menyentuh dirinya walaupun hatinya...

Tetapi andai kita bergelumang dengan cinta lelaki, di mana Allah untuk menjaga kita? Allah seperti melepaskan kita kepada seorang manusia yang lebih banyak mengecewakan kita



"Jika ALLAH datangkan kesedaran dalam diri supaya meninggalkan cinta seorang lelaki ,bermakna Allah mahu ambil kita kembali untuk dijagaNya..


Mengapa masih ragu- ragu? "

"Kekuatan usah di tunggu tapi harus dicari"

Hargailah di atas kesempatan yang Allah berikan... "Sebesar- besar dosa adalah dosa yang di lakukan ketika rasa berdosa melakukannya" - Imam Ghazali-


Tuesday, February 25, 2014

srikandi hebat zaman rasullullah.s.a.w..



Islam memposisikan wanita pada kedudukan yang mulia. Wanita diibaratkan sebagai tiang kehidupan sebuah bangsa, negara bahkan agama. Jika baik para wanitanya, maka baiklah bangsa dan negara itu, demikian pula sebaliknya. Di dalam sejarah, kita mengenal adanya tokoh-tokoh wanita Islam yang memberikan kontribusi yang cukup besar pada perjuangan dakwah Islam kala itu. Bahkan sampai hari ini, peran dan kontribusi tokoh-tokoh wanita Islam masih sangat dibutuhkan.
Di dalam Islam, wanita memiliki peran yang cukup beragam dalam kehidupan. Wanita tak hanya berfungsi sebagai ibu rumah tangga yang baik, para wanita juga memiliki kiprah dan tuntutan peran yang dibutuhkan oleh lingkungan masyarakatnya.
Berikut ini beberapa tokoh-tokoh wanita Islam yang cukup memberi kontribusi perjuangan Islam dalam berbagai aspek;
SITI KHADIJAH
Diantara tokoh-tokoh wanita Islam, Siti Khadijah merupakan wanita yang memiliki perjuangan luar biasa terhadap perkembangan Islam. Siti Khadijah telah memberikan dukungan luar biasa terhadap Rasulullah pada masa awal-awal kenabiannya. Tak hanya dukungan moril, sebagai wanita yang kaya raya, Siti Khadijah juga menafkahkan hartanya untuk perjuangan dakwah Islam. Ia juga dikenal sebagai wanita yang pertama kali masuk Islam. Sebagai istri, Siti Khadijah adalah contoh dari seorang istri. Bahkan seorang Siti Aisyah (istri Rasulullah) pun mengaku cemburu terhadap Siti Khadijah.
SITI AISYAH
Aisyah dikenal sebagai seorang wanita yang sangat cerdas. Kemampuannya dalam menghafal ribuan hadis telah membuktikan dedikasi terhadap Islam dalam hal intelektualitas. Masing-masing tokoh wanita Islam memiliki karakteristik yang khas dalam berbagai bidang dalam mendukung perjuangan Islam.
SUMAYYAH
Sumayyah cukup dikenal sebagai tokoh wanita yang diakui jihadnya. Beliau adalah wanita yang pertama kali syahid di jalan Allah. Sumayyah dan suaminya Yassir menolak permintaan kaum kafir Quraisy untuk meninggalkan Islam. Akibat sikapnya itu, Sumayyah dibunuh dengan tombak oleh kaum kafir.
NUSAIBAH
Rasulullah SAW yang Mulia, berdiri di puncak bukit Uhud dan memandang musuh yang merangsek maju mengarah pada dirinya. Beliau memandang ke sebelah kanan dan tampak olehnya seorang wanita mengayun-ayunkan pedangnya dengan gagah perkasa melindungi dirinya. Beliau memandang ke kiri dan sekali lagi beliau melihat wanita tersebut melakukan hal yang sama – menghadang bahaya demi melindungi sang Pemimpin orang-orang beriman.
Kata Rasulullah SAW.kemudian, “Tidaklah aku melihat ke kanan dan ke kiri pada pertempuran Uhud kecuali aku melihat Nusaibah binti Ka’ab berperang membelaku.”
Memang Nusaibah binti Ka’ab Ansyariyah demikian cinta dan setianya kepada Rasulullah sehingga begitu melihat junjungannya itu terancam bahaya, dia maju memutar-mutarkan pedangnya dengan perkasa sehingga dikenal dengan sebutan Ummu Umarah, adalah pahlawan wanita Islam yang mempertaruhkan jiwa dan raga demi Islam termasuk ikut dalam perang Yamamah di bawah pimpinan Panglima Khalid bin Walid sampai terpotong tangannya. Ummu Umarah juga bersama Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dalam menunaikan Baitur Ridhwan, yaitu suatu janji setia untuk sanggup mati syahid di jalan Allah.
Nusaibah adalah satu dari dua wanita yang bergabung dengan 70 orang lelaki Ansar yang berbaiat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam. Dalam baiat Aqabah yang kedua itu ia ditemani suaminya Zaid bin Ahsim dan dua orang puteranya: Hubaib dan Abdullah. Wanita yang seorang lagi adalah saudara Nusaibah sendiri. Pada saat baiat itu Rasulullah menasehati mereka, “Jangan mengalirkan darah dengan sia-sia.”
Dalam perang Uhud, Nusaibah membawa tempat air dan mengikuti suami serta kedua orang anaknya ke medan perang. Pada saat itu Nusaibah menyaksikan betapa pasukan Muslimin mulai kocar-kacir dan musuh merangsek maju sementara Rasulullah SAW berdiri tanpa perisai. Seorang muslim berlari mundur sambil membawa perisainya, maka Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berseru kepadanya, “Berikan perisaimu kepada yang berperang”. Lelaki itu melemparkan perisainya, yang lalu dipungut oleh Nusaibah untuk melindungi Nabi.
Ummu Umarah sendiri menuturkan pengalamannya pada Perang Uhud, sebagaimana berikut: “…saya pergi ke Uhud dan melihat apa yang dilakukan orang. Pada waktu itu saya membawa tempat air. Kemudian saya sampai kepada Rasulullah SAW. yang berada di tengah-tengah para sahabat. Ketika kaum muslimin mengalami kekalahan, saya melindungi Rasulullah SAW, kemudian ikut serta di dalam medan pertempuran. Saya berusaha melindungi Rasulullah SAW dengan pedang, saya juga menggunakan panah sehingga akhirnya saya terluka.”
Ketika ditanya tentang 12 luka ditubuhnya, Nusaibah menjawab, “Ibnu Qumaiah datang ingin menyerang Rasulullah ketika para sahabat sedang meninggalkan baginda. Lalu (Ibnu Qumaiah) berkata, ‘mana Muhammad? Aku tidak akan selamat selagi dia masih hidup.’ Lalu Mushab bin Umair dengan beberapa orang sahabat termasuk saya menghadapinya. Kemudian Ibnu Qumaiah memukulku.”
Rasulullah juga melihat luka di belakang telinga Nusaibah, lalu berseru kepada anaknya, “Ibumu, ibumu…balutlah lukanya! Ya Allah, jadikanlah mereka sahabatku di surga!” Mendengar itu, Nusaibah berkata kepada anaknya, “Aku tidak perduli lagi apa yang menimpaku di dunia ini.”
Subhanallah, sungguh setianya beliau kepada baginda Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam.
THE BLACK RIDER (khaulah binti azur)
Ksatria Berkuda Hitam! Itulah sosok Khaulah binti Azur. Seorang muslimah yang kuat jiwa dan raga. Sosok tubuhnya tinggi langsing dan tegap. Sejak kecil Khaulah suka dan pandai bermain pedang dan tombak, dan terus berlatih sampai tiba waktunya menggunakan keterampilannya itu untuk membela Islam bersama para mujahidah lainnya.
Dalam salah satu peperangan melawan pasukan kafir Romawi di bawah kepemimpinan Panglima Khalid bin Walid, diriwayatkan, tiba-tiba saja muncul seorang penunggang kuda berbalut pakaian serba hitam yang dengan tangkas memacu kudanya ke tengah-tengah medan pertempuran. Bagai singa lapar yang siap menerkam, sosok berkuda itu mengibas-ngibaskan pedangnya dan dalam waktu singkat menumbangkan tiga orang musuh.
Panglima Khalid bin Walid serta seluruh pasukannya tercengang melihat ketangkasan sosok berbaju hitam itu. Mereka bertanya-tanya siapakah pejuang tersebut yang tertutup rapat seluruh tubuhnya dan hanya terlihat kedua matanya saja itu. Semangat jihad pasukan Muslimin pun terbakar kembali begitu mengetahui bahwaThe Black Rider, si penunggang kuda berbaju hitam itu adalah seorang wanita!
Keberanian Khaulah kembali teruji ketika dia dan beberapa mujahidah tertawan musuh dalam peperangan Sahura. Mereka dikurung dan dikawal ketat selama beberapa hari. Walaupun agak mustahil untuk melepaskan diri, namun Khaulah tidak mau menyerah dan terus menyemangati sahabat-sahabatnya. Katanya, “Kalian yang berjuang di jalan Allah, apakah kalian mau menjadi tukang pijit orang-orang Romawi? Mau menjadi budak orang-orang kafir? Di mana harga diri kalian sebagai pejuang yang ingin mendapatkan surga Allah? Dimana kehormatan kalian sebagai Muslimah? Lebih baik kita mati daripada menjadi budak orang-orang Romawi!”
Demikianlah Khaulah terus membakar semangat para Muslimah sampai mereka pun bulat tekad melawan tentara musuh yang mengawal mereka. Rela mereka mati syahid jika gagal melarikan diri. “Janganlah saudari sekali-kali gentar dan takut. Patahkan tombak mereka, hancurkan pedang mereka, perbanyak takbir serta kuatkan hati. Insya Allah pertolongan Allah sudah dekat.
Dikisahkan bahwa akhirnya, karena keyakinan mereka, Khaulah dan kawan-kawannya berhasil melarikan diri dari kurungan musuh!
NAILAH  ( si cantik yang pemberani )
Nailah binti al-Farafishah adalah istri Khalifah Ustman bin Affan. Dia terkenal cantik dan pandai. Bahkan suaminya sendiri memujinya begini: “Saya tidak menemui seorang wanita yang lebih sempurna akalnya dari dirinya. Saya tidak segan apabila ia mengalahkan akalku”. Subhanallah!
Mereka menikah di Madinah al-Munawwarah dan sejak itu Ustman kagum pada tutur kata dan keahlian Nailah di bidang sastra. Karena cintanya, Ustman paling senang memberikan hadiah untuk istrinya itu. Mereka punya satu orang anak perempuan, Maryan binti Ustman.
Ketika terjadi fitnah yang memecah belah umat Islam pada tahun 35 Hijriyah, Nailah ikut mengangkat pedang untuk membela suaminya. Seorang musuh menerobos masuk dan menyerang dengan pedang pada saat Ustman sedang memegang mushaf atau Al Qur’an. Tetesan darahnya jatuh pada ayat 137 surah Al Baqarah yang berbunyi, “Maka Allah akan memelihara engkau dari mereka.”
Seseorang pemberontak lain masuk dengan pedang terhunus. Nailah berhasil merebut pedang itu namun si musuh kembali merampas senjata itu, dan menyebabkan jari-jari Nailah terputus Ustman syahid karena sabetan pedang pemberontak. Air mata Nailah tumpah ruah saat memangku jenazah sang suami. Ketika kemudian ada musuh yang dengan penuh kebencian menampari wajah Ustman yang sudah wafat itu, Nailah lalu berdoa, “Semoga Allah menjadikan tanganmu kering, membutakan matamu dan tidak ada ampunan atas dosa-dosamu!”
Dikisahkan dalam sejarah bahwa si penampar itu keluar dari rumah Ustman dalam keadaan tangannya menjadi kering dan matanya buta!
Sesudah Ustman wafat, Nailah berkabung selama 4 bulan 10 hari. Ia tak berdandan dan berhias dan tidak meninggalkan rumah Ustman ke rumah ayahnya.
Nailah memandang kesetiaan terhadap suaminya sepeninggalnya lebih berpengaruh dan lebih besar dari apa yang dilihatnya terhadap ayahnya, saudara perempuannya, ibunya dan juga kerabatnya. Ia selalu mendahulukan keutamaannya, mengingat kebaikannya di setiap tempat dan kesempatan. Ketika Ustman terbunuh, ia mengatakan, “Sungguh kalian telah membunuhnya padahal ia telah menghidupkan malam dengan Al Qur’an dalam rangkaian rakaat.”
moga aku juga berjiwa seperti mereka...amiin.